Kesalahan Umum Pengusaha Saat Membuat Website & Sistem Online: Panduan Agar Tidak Rugi
Di era digital saat ini, hampir semua perusahaan sudah memahami pentingnya memiliki website atau sistem berbasis website. Apalagi dengan semakin murahnya perangkat keras seperti smartphone, laptop, PC, dan tablet, siapa pun bisa dengan mudah mengakses internet. Tren belanja online yang terus meningkat juga membuat banyak orang lebih memilih membeli barang melalui website atau aplikasi, dibandingkan harus pergi ke toko atau supermarket.
Perubahan pola kebiasaan ini membuat para pengusaha berlomba-lomba membuat website atau sistem online untuk memasarkan produk maupun jasa mereka. Sayangnya, meskipun banyak yang menyadari pentingnya website, tidak semua pengusaha benar-benar memahami apa yang harus mereka persiapkan sebelum membuat atau membeli website.
Banyak yang berpikir bahwa cukup dengan “membeli website”, semua masalah sudah selesai. Padahal, ada banyak tahapan penting yang sering dilupakan, terutama setelah website atau sistem itu jadi. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pengusaha ketika membuat website atau sistem online:
1. Meremehkan Konten
Banyak pengusaha menganggap bahwa dengan membeli website, semua masalah sudah selesai. Padahal, konten adalah “nyawa” dari sebuah website. Tidak jarang mereka menyerahkan semua input data produk kepada developer, tanpa memperhatikan kualitas konten dari sisi SEO maupun marketing.
Akibatnya, data produk sering diisi asal-asalan, deskripsi kurang menarik, bahkan foto produk seadanya. Hasilnya, website terlihat tidak profesional dan gagal menarik pelanggan.
2. Tidak Mempersiapkan Sumber Daya untuk Merawat Website
Website bukan sekadar beli lalu selesai. Dibutuhkan tim atau sumber daya yang bisa merawat dan memperbarui data secara rutin. Sayangnya, banyak pengusaha tidak menyiapkan orang khusus untuk mengelola website.
Akibatnya, website menjadi tidak terurus, data tidak up to date, dan membuat pengunjung malas kembali.
3. Salah Memilih Server
Banyak orang menganggap semua server itu sama. Mereka sering memilih server yang paling murah tanpa mempertimbangkan kualitas dan kapasitasnya.
Padahal, pemilihan server sangat berpengaruh terhadap performa website. Salah pilih server bisa membuat website sering down, lambat diakses, atau tidak mampu menahan traffic tinggi.
4. Tidak Memikirkan Strategi Digital Marketing
Website tanpa strategi digital marketing ibarat toko besar yang sepi pengunjung. Banyak pengusaha tidak menyiapkan strategi promosi seperti SEO, Google Ads, atau sosial media marketing. Akibatnya, meskipun punya website bagus, pengunjungnya tetap sedikit.
5. Mengabaikan Desain User Experience (UX)
Banyak pengusaha hanya peduli website terlihat “keren”, tanpa memperhatikan kenyamanan pengguna. Website yang sulit digunakan, navigasi membingungkan, atau tampilan tidak mobile-friendly akan membuat calon pelanggan pergi dan enggan kembali.
6. Tidak Menyiapkan Anggaran Pemeliharaan
Mereka sering berpikir bahwa setelah website selesai dibuat, sudah tidak ada biaya tambahan. Padahal, website memerlukan biaya perpanjangan domain, hosting, SSL, update sistem, hingga keamanan.
Tanpa anggaran pemeliharaan, website bisa tiba-tiba error, terkena malware, atau bahkan hilang karena lupa memperpanjang domain.
7. Menganggap Website Bisa Berdiri Sendiri
Banyak pengusaha mengira website cukup berdiri sendiri tanpa integrasi dengan sistem lain. Padahal, integrasi dengan media sosial, marketplace, atau bahkan sistem internal (seperti inventory dan POS) sangat penting agar operasional bisnis lebih efisien.
Kesimpulan
Membuat website atau sistem online bukan hanya soal “punya” agar terlihat keren. Ada banyak hal penting yang harus dipersiapkan, mulai dari konten, server, pemeliharaan, strategi marketing, hingga anggaran berkelanjutan.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, pengusaha bisa mendapatkan website yang benar-benar efektif, bukan hanya sekadar pajangan.